Jumat, 23 November 2012

EKOLOGI



Si Penghancur Populasi “ EROSI”

Dari namanya saja anda semua mungkin langsung berfikir apa itu erosi? Kerusakan yang terjadi pada tanah, air, dan udara ini disebabkan oleh 2 hal yaitu erosi alami dan erosi geologi , ataupun erosi yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan disebabkan oleh alam, erosi ini bias menyebabkan dan mengakibatkan kerusakan  pada populasi di bumi ini seperti banjir, longsor , dll.

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah , batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin,  atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bererosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

Cangkupan Wilayah Erosi

                Biasanya erosi terjadi pada wilayah yang bersuhu sangat extreme dari suhu yang tinggi sampai suhu yang rendah, di dataran yang tendah dan di dataran yang tinggi dan berdekatan dengan populasi manusia yang dapat menyebabkan terjadinya Erosi seperti di sungai, pebukitan, pegunungan dan daerah yang padang. Seperti di gunung-gunung sungai .

Teras Individu
Teras Individu adalah teras yang dapat dibuat pada setiap individu
tanaman, terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa diaplikasikan pada areal
perkebunan atau tanaman buah-buahan.
Fungsinya adalah:
a. Mengurangi laju erosi dan aliran permukaan
b. Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman tahunan15
c. Memfasilitasi pemeliharaan tanaman tahunan, sehingga tidak semua lahan
terganggu dengan adanya aktivitas pemeliharaan, Seperti pemberian
pupuk, penyiangan dan lain-lain

Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi adalah sekelompok semut di atas meja.

Yang terjadi dari meningkatnya populasi dari erosi ini adalah semakin banyaknya tanah, air, dan udara yang tercemar dan mengakibatkan banyaknya penyakit yang tersebar.

EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Dan yang terjadi pada ekosistem dari erosi yaitu terjadinya pencemaran dan kerusakan yang dilakukan oleh manusi itu sendiri tanpa menyadari bahaya yang akan terjadi nantinya para erosi itu sendiri.

Berikut beberapa komponen-komponen dari ekosistem :

1. Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen, yang berarti penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
tumbuha hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Didalam ekosistem perairan , komponen biotik yang berfungsi sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan fitoplankton.
b. Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivore sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua.
c. Dekomposer atau Pengurai. Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, unsur hara dalam tanah yang telah diserap oleh tumbuhan akan diganti kembali, yaituberasal dari hasil penguraian organisme pengurai.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Lingkungan abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain:
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Suhu
e. Cahaya
f. Iklim

MANUSIA DALAM LINGKUNGANNYA .


Manusia juga berperan terhadap laju erosi tanah. Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi baik ataupun lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan perngaruh baik manusia karna dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggulan hutan di daerah-daerah pegunungan pengaruh manusia yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir. Aktivitas manusia seperti pertanian, pangan tanpa menggunakan teknologi konservasi yang tepat, penggembalaan yang berlebihan ( over-grazim) , pengembangan lahan ( yang mengganggu vegetasi penutup lahan alami dan merusak sifat-sifat tanah ) akan mempercepat proses erosi alami. Aktivitas manusia atau petani menerapkan tindakan konservasi menurut Sinukaban (1994) sangat di pengaruhi oleh (1) pemahaman petani tentang fungsi komponen teknik konservasi yang telah di bangun, (2) kurangnya penyuluhan tengtang pentingnya pemeliharaan komponen lestari, (3) biaya untuk pembuatan atau pemeliharaan teknik konservasi yang dibangun , (4) rendahnya pendapatan keluarga.


PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sebab pencemaran lingkungan di air dan di tanah :

1. Erosi dan curah hujan yang tinggi
2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukimam penduduk
3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

Erosi Tanah & Dampaknya dalam kehidupan.
Erosi adalah terangkatnya lapisan tanah atau sedimen karena gerakan angin atau air pada permukaan tanah atau dasar perairan. Erosi yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam secara alami maupun oleh adanya tindakan dari manusia yang berusaha untuk mengolah tanah dan lingkungan demi kepentingannya.

Kerusakan dari Erosi tanah

kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah. yaitu :

1. Kehilangan unsur hara dan bahan organik.
2. Menurunnya kapasitas infiltrasi(kemampuan tanah untuk meresapkan air) dan kemampuan tanah menahan air.
3. Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah.
4. Berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktifitas.
Semua hal tersebut diatas dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 cm mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik yang lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah. Banyaknya unsur hara yang hilang bergantung pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan besarnya erosi yang terjadi.
Di beberapa tempat, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain, yaitu : di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi, dan diatas tanah pertanian.

Adapun penyebab utama erosi tanah :
Tanah gundul
Tanah miring tidak di buat terasering/gulungan penyangga air.
Tanah tidak dibuat tanggul pasangan penahan erosi.
Penambangan
eksploitasi hutan,
pengerukan tanah
selain itu, faktor-faktor penyebab erosi antara lain :
Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.

Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

Topografi

Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.

Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

Dampak Erosi Tanah :
  • menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).
  • menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
  • Pelumpuran dan pendangkalan waduk
  • Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan.
  • Memburuknya kualitas air,
  • Kerugian ekosistem perairan.
  • perubahan struktur tanah,
  • serta perubahan profil tanah.

Uraian
Anda tentu sudah tahu pengertian erosi? Apa saja jenis-jenis erosi oleh air, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi erosi, dan bagaimana agar tanah menjadi awet? uraian berikut ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selamat belajar. Sukses untuk Anda!
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air.

Jenis-jenis Erosi oleh Air
1.
Pelarutan

Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan sungai-sungai di bawah tanah.
2.
Erosi percikan (splash erosion)
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
3.
Erosi lembar (sheet erosion)
Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
4.
Erosi alur (rill erosion)
Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut. Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
5.
Erosi gully (gully erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.
6.
Erosi parit (channel erosion)
Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu.
7.
Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
Jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.

 Latar Belakang
Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan
gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama ada aliran permukaan. Erosi
semacam itu melaju seimbang dengan laju pembentukan tanah sehingga tanah
mengalami peremajaan secara berkesinambungan (Alibasyah, 1996).
Erosi tanah berubah menjadi bahaya jika prosesnya berlangsung lebih cepat
dari laju pembentukan tanah. Erosi yang mengalami percepatan secara berangsur
akan menipiskan tanah, bahkan akhirnya dapat menyingkap bahan induk tanah atau
batuan dasar ke permukaan tanah. Erosi semacam ini tidak hanya merusak lahan
daerah hulu (upland) yang terkena erosi langsung, akan tetapi juga berbahaya bagi
daerah hilir (lowland). Bahan erosi yang diendapkan di daerah hilir akan berakibat
buruk pada bangunan atau tubuh alam penyimpanan atau penyalur air sehingga
menimbulkan pendangkalan yang berakibat kapasitas tampung atau salurannya
menurun dengan cepat serta merusak lahan usaha dan pemukiman. Oleh
karenanya, usaha penanggulangan atau pengendalian erosi harus menjadi
bagian yang utama dari setiap rencana penggunaan lahan (land use planing).
Pelaksanaan dan perencanaan usaha pengawetan tanah dan air akan lebih efektif
dan lebih efisien jika dilakukan melalui sifat-sifat fisik lahan, kemudian
dilanjutkan secara agronomi, sosial ekonomi dan budaya.

Jumat, 16 November 2012

Makhluk Hidup


   SI MAKHLUK TERBESAR DI DUNIA “ PAUS ”
       
            Siapa yang gak tau sih hewan terbesar di dunia ini dan sang penguasa di perairan ini? Hewan yang bisa bersuara seperti manusia ini memiliki bobot sampai sebesar kapal titanic ini sudah ada sejak 50 jutatahun yang lalu, hewan yang termasuk dalam kategori hewan mamalia ini bisa 3 kali berkembang biak dalam satu tahunya populasinya sangat banyak dan masih belum terhitung hewan yang langka dan harus dilindungi akan keberadaannya, langsung saja pada penelitian tentang hewan berikut ini.

Paus atau lodan (khusus yang bergigi dan bukan berukuran kecil) adalah sekelompok mamalia yang hidup di lautan. Sebutan "paus" diberikan pada anggota bangsa Cetacea yang berukuran besar. Meskipun dalam bahasa Indonesia paus sering disebut "ikan paus", paus sebenarnya bukanlah tergolong dalam keluarga ikan. Paus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

* bernapas melalui paru-paru
* mempunyai rambut (sedikit, hampir tidak ada bagi paus dewasa)
* berdarah panas
* mempunyai kelenjar susu
* mempunyai jantung dengan empat ruang

Pada masa kini dikenal dua kelompok paus, yaitu paus bergigi (Odontoceti) dan paus tidak bergigi (Mysticeti). Paus Odontoceti yang bergigi merupakan pemangsa yang memakan ikan, sotong, dan mamalia laut, mempunyai satu lubang pernapasan. Paus bergigi berkerabat dekat dengan lumba-lumba dan pesut. Paus tidak bergigi berukuran lebih besar daripada ikan paus bergigi dan mempunyai struktur yang dikenal sebagai balin yang berbentuk sikat. Struktur ini berguna untuk menyaring plankton, makanannnya, di air. Paus berbalin mempunyai dua lubang pernapasan. 

 Ikan PAUS tinggal di lautan yang dalam berikut ini Asal Usul Lautan di Bumi 

Permukaan bumi sebagian besar tertutup oleh lautan. Penelitian baru menduga, laut datang dari luar bumi.

Ilmuwan sejak lama telah memperkirakan, bumi dan planet tetangganya saat awal terbentuknya mengalami puluhan ribu tabrakan benda angkasa. Adanya jurang di bulan menunjukkan hujan komet itu.

Studi terbaru mendapati, komet adalah yang membawa lautan ke bumi sekitar 3,85 miliar tahun lalu.

Kesimpulan itu berdasarkan tingkatan logam yang ada di bebatuan bumi kuno yang dilakukan tim dipimpin oleh Uffe Jorgensen dari Niels Bohr Institute di Denmark.

"Apakah bumi telah memiliki lautan sebelum hujan komet menjadi perdebatan sengit," kata Jorgensen.

Beberapa pakar mengatakan sudah tersedia cukup air saat bumi terbentuk. Namun sebagian ilmuwan lain menyatakan panas pada planet muda akan menguapkan semua air yang ada.

Tim yang dipimpin Jorgensen menyimpulkan bumi muda terlalu panas untuk mempertahankan air yang ada. Namun di masa hujan komet, suhu bumi menjadi turun dan air yang meleleh dari komet menjadi lautan pertama.

"Kita mungkin merasakan rasa bekas komet itu tiap kali minum air,” kata peneliti studi yang akan dipublikasikan di journal Icarus.

Jorgensen dan koleganya mencapai kesimpulan itu dengan mengukur tingkat iridium di pegunungan Greenland. Bebatuan itu merupakan salah satu yang tertua di dunia dari masa hujan komet.

Berikut ini adalah gambar berbagai spesies Paus dengan perbandingan ukuran tubuh manusia
 



SEL .

Berikut ini adalah penjelasan dari STRUKTUR SEL dari ikan Paus berikut keteranganya :

      (A)-(D) Histologic sections of  skin, which were stained immunohistochemically for the endothelial-cell-specific marker CD31 (PECAM-1), and schematic drawings of the CD31-immunoreactive cell aggregates reveal differences in the arrangement of the cutaneous microvasculature between telogen skin (day 0 p.d.) (A, B) and anagen VI skin (day 12 p.d.) (C, D); the cutaneous microvasculature was evaluated between the epidermis (E) and the panniculus carnosus (pc). (E-H) Histologic sections, stained immunohistochemically for CD31 (PECAM-1), reveal hair-cycle-dependent changes in vessel diameter, vessel length, MVD, and in the morphology of endothelial cell nuclei. In telogen skin (day 0 p.d.) (E) dermal vessels are small in diameter and length, and capillaries show flattened endothelial cell nuclei (insert); dermal vessels increase in diameter and length in anagen IV skin (day 5 p.d.) (F); they reach maximal length and diameter in anagen VI skin (day 12 p.d.), where vessels show many branches (G) and endothelial cell nuclei have an oval shape (insert); during hair follicle regression (catagen, day 19 p.d.) cutaneous vessels retain their elongated course, but become condensed as the surrounding dermal and subcutaneous tissue diminishes in size (H); hair-cycle-dependent changes in the dermal and subcutaneous tissue become very obvious by comparing (E)-(H), which are of the same magnification. (J)-(M) Double-immunofluorescent staining for CD31 (green) and Ki-67 antigen (red) demonstrates the presence of PEC in murine skin. No PEC are detectable in most sections of anagen I skin (day 1 p.d.) (J); in anagen IV skin (day 5 p.d.), single PEC become detectable, mostly in small ascending vessels, rarely in vessels of the lower horizontal plexus (arrow) (K); the number of PEC increases dramatically in anagen V (day 8 p.d.) (L) and anagen VI skin (day 12 p.d.) (M), where many PEC can be detected in branching dermal vessels (L, M). Scale bars represent 200 mum in (A)–(D), 80 mum in (E)-(L), 32 mum in the inserts of (E) and (G), and 50 mum in (M).


       PERKEMBANG BIAKAN DARI PAUS.


         Paus berkembang biak secara VIVIPAR atau dengan cara melahirkan dan memiliki masa kehamilan yaitu 9-10 bulan ,

Coelenterata

        Contoh anggota Coelenterata (hewan berongga) yang dapat melakukan reproduksi secara generatif adalah Hyadra. Hydra bersifat hermafrodit. Testis (alat kelamin jantan. Penghasil sperma) hydra berbentuk kerucut dan terletak pada kulit luar. sedangkan ovarium (alat kelamin betina, penghasil ovum) berupa bulatan menggelembung. Berbeda dengan Porifera, ovum Hyidra dapat dibuahi oleh sperma yang dihasilkan oleh individu yang sama. Jadi. pada Hydra dapat terjadi pembuahan sendiri. Meskipun demikian, pembuahan sendiri jarang terjadi karena waktu masak ovum dan sperma tidak bersamaan.

        Siklus reproduksi ikan paus berhubungan erat dengan perkembangan gonad, terutama ikan betina. Secara umum tahap-tahap perkembangan gonad ikan jantan adalah spermatogonia, spermatosit primer,spermatosit sekunder spermatid, metamorfose dan spermatozoa. Volume gonadikan jantan bisa mencapai 5% dari bobot total tubuhnya. Sedangkan tahap perkembangan ikan betina meliputi oogonia, oosit primer, oosit sekunder dan ovaatau telur. Karena siklus reproduksi terkait erat dengan perkembangan gonad ikan betina, maka pembahasan tentang siklus reproduksi lebih ditekankan padakematangan gonad ikan betina dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Perkimpoian dimulai di akhir musim gugur, dan berlanjut sampai akhir musimdingin. Sedikit diketahui tentang perilaku perkimpoiannya. Betina secara khasmelahirkan sekali setiap dua hingga tiga tahun saat awal musim dingin setelah periode kehamilan 10 hingga 12 bulan. Massa anak sekitar 2500 kg (2,5 ton) dan panjangnya sekitar 7 m. Anak Paus Biru minum 350–570 liter susu setiap hari.Proses penyapihan berlangsung sekitar 6 – 7 bln dengan berat sekitar 23 ton dan panjang 14 m. Kematangan seksual secara khusus mencapai 8 hingga 10 thndengan waktu dimana jantan telah mencapai panjang 20 m (atau lebih di Selatan).Betina masih lebih besar, mencapai kematangan seksual saat sekitar usia limatahun, dengan panjang telah mencapai 21 m.

Mamalia berkembangbiak dengan cara melahirkan yang didahului fertilisasi di dalam tubuh induk betina. Embrio berkembang di dalam uterus (rahim).

1. Alat reproduksi mamalia jantan
- sepasang testis, berfungsi sebagai penghasil sperma
- sepasang vas deferens, sebagai saluran pengeluaran sperma dari testis
- penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina

2. Alat reproduksi mamalia betina
- sepasang ovarium sebagai penghasil sel telur
- sepasang saluran telur (tuba falopi) sebagai saluran pengeluaran telur dari ovarium dan tempat terjadinya fertilisasi
- rahim (uterus), sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio
- vagina, sebagai tempat masuknya sperma dan keluarnya anak.

Manakala hewan betina mencapai kedewasaan, segera menghasilkan sel telur dan dilepaskan dari ovarium menuju uterus melalui tuba falopi. Pelepasan sel telur dari ovarium disebut ovulasi. Setelah ovulasi, sel telur masuk ke tuba falopi menuju uterus. Jika terjadi perkawinan dan sel telur bertemu dengan sperma di dalam tuba falopi terjadilah fertilisasi sehingga dihasilkan zigot. Zigot bergerak menuju ke uterus dan menempatkan diri di dinding uterus, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio sebagai calon individu baru. Di dalam uterus embrio mendapatkan makanan dan oksigen dari induknya melalui plasenta dan tali pusat. Masa perkembangan di dalam uterus disebut masa kehamilan. Setiap jenis mamalia memiliki masa kehamilan yang berbeda-beda

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2311641-perkembangbiakan-pada-mamalia/#ixzz2CPIoJRaF
 GEOGRAFI KEHIDUPAN IKAN PAUS.

        
Wilayah penyebaran Paus Sperma (diwarnai biru)                             

Wilayah penyebaran Paus  (diwarnai biru)
     untuk wilayah atau penyebaran dari ikan paus ini hampir seluruh lautan yang ada di bumi ini , yang berada sedalam 1000 (seribu ) meter kedalam laut , dan tempat dimana kebanyakan paus tinggal adalah di daerah NEOTROPICAL dan NEARCTIC
       Dan untuk penyebaran ikan paus di INDONESIA kebanyakan berada di kawasan perairan timur indonesia, seperti di Provinsi nusa tenggara timur dan perairan pulau jawa.



EVOLUSI IKAN PAUS .

Paus purba berevolusi pada pertengahan tempo Eocene, kira-kira 50 juta tahun yang lalu. Salah satu paus terawal yang telah punah adalah Basilosaurus yang mempunyai kepala kecil bermoncong menonjol dan bergigi. Basilosaurus mempunyai panjang 25 meter.

Fosil menunjukkan bahwa paus berasal dari hewan daratan berkuku, kemungkinan dari hewan seperti Mesonychid (hewan seperti serigala yang tinggal di pesisir pantai) yang berangsur-angsur kembali menghunii lautan sekitar 50 juta tahun yang lalu. Satu lagi kemungkinan hewan lain yang berubah menjadi paus, adalah Ambulocetus, mamalia seukuran anjing laut namun memiliki panjang 3 meter seberat 325 kilogram.
 
Mamalia berkembangbiak dengan cara melahirkan yang didahului fertilisasi di dalam tubuh induk betina. Embrio berkembang di dalam uterus (rahim).

1. Alat reproduksi mamalia jantan
- sepasang testis, berfungsi sebagai penghasil sperma
- sepasang vas deferens, sebagai saluran pengeluaran sperma dari testis
- penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina

2. Alat reproduksi mamalia betina
- sepasang ovarium sebagai penghasil sel telur
- sepasang saluran telur (tuba falopi) sebagai saluran pengeluaran telur dari ovarium dan tempat terjadinya fertilisasi
- rahim (uterus), sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio
- vagina, sebagai tempat masuknya sperma dan keluarnya anak.

Manakala hewan betina mencapai kedewasaan, segera menghasilkan sel telur dan dilepaskan dari ovarium menuju uterus melalui tuba falopi. Pelepasan sel telur dari ovarium disebut ovulasi. Setelah ovulasi, sel telur masuk ke tuba falopi menuju uterus. Jika terjadi perkawinan dan sel telur bertemu dengan sperma di dalam tuba falopi terjadilah fertilisasi sehingga dihasilkan zigot. Zigot bergerak menuju ke uterus dan menempatkan diri di dinding uterus, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio sebagai calon individu baru. Di dalam uterus embrio mendapatkan makanan dan oksigen dari induknya melalui plasenta dan tali pusat. Masa perkembangan di dalam uterus disebut masa kehamilan. Setiap jenis mamalia memiliki masa kehamilan yang berbeda-beda

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2311641-perkembangbiakan-pada-mamalia/#ixzz2CPIoJRaF

Mamalia berkembangbiak dengan cara melahirkan yang didahului fertilisasi di dalam tubuh induk betina. Embrio berkembang di dalam uterus (rahim).

1. Alat reproduksi mamalia jantan
- sepasang testis, berfungsi sebagai penghasil sperma
- sepasang vas deferens, sebagai saluran pengeluaran sperma dari testis
- penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina

2. Alat reproduksi mamalia betina
- sepasang ovarium sebagai penghasil sel telur
- sepasang saluran telur (tuba falopi) sebagai saluran pengeluaran telur dari ovarium dan tempat terjadinya fertilisasi
- rahim (uterus), sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio
- vagina, sebagai tempat masuknya sperma dan keluarnya anak.

Manakala hewan betina mencapai kedewasaan, segera menghasilkan sel telur dan dilepaskan dari ovarium menuju uterus melalui tuba falopi. Pelepasan sel telur dari ovarium disebut ovulasi. Setelah ovulasi, sel telur masuk ke tuba falopi menuju uterus. Jika terjadi perkawinan dan sel telur bertemu dengan sperma di dalam tuba falopi terjadilah fertilisasi sehingga dihasilkan zigot. Zigot bergerak menuju ke uterus dan menempatkan diri di dinding uterus, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio sebagai calon individu baru. Di dalam uterus embrio mendapatkan makanan dan oksigen dari induknya melalui plasenta dan tali pusat. Masa perkembangan di dalam uterus disebut masa kehamilan. Setiap jenis mamalia memiliki masa kehamilan yang berbeda-beda

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2311641-perkembangbiakan-pada-mamalia/#ixzz2CPIoJRaF