Jumat, 23 November 2012

EKOLOGI



Si Penghancur Populasi “ EROSI”

Dari namanya saja anda semua mungkin langsung berfikir apa itu erosi? Kerusakan yang terjadi pada tanah, air, dan udara ini disebabkan oleh 2 hal yaitu erosi alami dan erosi geologi , ataupun erosi yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan disebabkan oleh alam, erosi ini bias menyebabkan dan mengakibatkan kerusakan  pada populasi di bumi ini seperti banjir, longsor , dll.

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah , batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin,  atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bererosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

Cangkupan Wilayah Erosi

                Biasanya erosi terjadi pada wilayah yang bersuhu sangat extreme dari suhu yang tinggi sampai suhu yang rendah, di dataran yang tendah dan di dataran yang tinggi dan berdekatan dengan populasi manusia yang dapat menyebabkan terjadinya Erosi seperti di sungai, pebukitan, pegunungan dan daerah yang padang. Seperti di gunung-gunung sungai .

Teras Individu
Teras Individu adalah teras yang dapat dibuat pada setiap individu
tanaman, terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa diaplikasikan pada areal
perkebunan atau tanaman buah-buahan.
Fungsinya adalah:
a. Mengurangi laju erosi dan aliran permukaan
b. Meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman tahunan15
c. Memfasilitasi pemeliharaan tanaman tahunan, sehingga tidak semua lahan
terganggu dengan adanya aktivitas pemeliharaan, Seperti pemberian
pupuk, penyiangan dan lain-lain

Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi adalah sekelompok semut di atas meja.

Yang terjadi dari meningkatnya populasi dari erosi ini adalah semakin banyaknya tanah, air, dan udara yang tercemar dan mengakibatkan banyaknya penyakit yang tersebar.

EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Dan yang terjadi pada ekosistem dari erosi yaitu terjadinya pencemaran dan kerusakan yang dilakukan oleh manusi itu sendiri tanpa menyadari bahaya yang akan terjadi nantinya para erosi itu sendiri.

Berikut beberapa komponen-komponen dari ekosistem :

1. Komponen Biotik
Berdasarkan caranya memperoleh makanan di dalam ekosistem, organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen, yang berarti penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
tumbuha hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Didalam ekosistem perairan , komponen biotik yang berfungsi sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan fitoplankton.
b. Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivore sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua.
c. Dekomposer atau Pengurai. Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, unsur hara dalam tanah yang telah diserap oleh tumbuhan akan diganti kembali, yaituberasal dari hasil penguraian organisme pengurai.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Lingkungan abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain:
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Suhu
e. Cahaya
f. Iklim

MANUSIA DALAM LINGKUNGANNYA .


Manusia juga berperan terhadap laju erosi tanah. Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi baik ataupun lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan perngaruh baik manusia karna dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggulan hutan di daerah-daerah pegunungan pengaruh manusia yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir. Aktivitas manusia seperti pertanian, pangan tanpa menggunakan teknologi konservasi yang tepat, penggembalaan yang berlebihan ( over-grazim) , pengembangan lahan ( yang mengganggu vegetasi penutup lahan alami dan merusak sifat-sifat tanah ) akan mempercepat proses erosi alami. Aktivitas manusia atau petani menerapkan tindakan konservasi menurut Sinukaban (1994) sangat di pengaruhi oleh (1) pemahaman petani tentang fungsi komponen teknik konservasi yang telah di bangun, (2) kurangnya penyuluhan tengtang pentingnya pemeliharaan komponen lestari, (3) biaya untuk pembuatan atau pemeliharaan teknik konservasi yang dibangun , (4) rendahnya pendapatan keluarga.


PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sebab pencemaran lingkungan di air dan di tanah :

1. Erosi dan curah hujan yang tinggi
2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukimam penduduk
3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

Erosi Tanah & Dampaknya dalam kehidupan.
Erosi adalah terangkatnya lapisan tanah atau sedimen karena gerakan angin atau air pada permukaan tanah atau dasar perairan. Erosi yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam secara alami maupun oleh adanya tindakan dari manusia yang berusaha untuk mengolah tanah dan lingkungan demi kepentingannya.

Kerusakan dari Erosi tanah

kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi disebabkan oleh kemunduran sifat-sifat kimia dan fisik tanah. yaitu :

1. Kehilangan unsur hara dan bahan organik.
2. Menurunnya kapasitas infiltrasi(kemampuan tanah untuk meresapkan air) dan kemampuan tanah menahan air.
3. Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah.
4. Berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktifitas.
Semua hal tersebut diatas dikarenakan lapisan atas tanah setebal 15 cm mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik yang lebih baik dibandingkan lapisan lebih bawah. Banyaknya unsur hara yang hilang bergantung pada besarnya kandungan unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan besarnya erosi yang terjadi.
Di beberapa tempat, erosi menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut diendapkan di tempat lain, yaitu : di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi, dan diatas tanah pertanian.

Adapun penyebab utama erosi tanah :
Tanah gundul
Tanah miring tidak di buat terasering/gulungan penyangga air.
Tanah tidak dibuat tanggul pasangan penahan erosi.
Penambangan
eksploitasi hutan,
pengerukan tanah
selain itu, faktor-faktor penyebab erosi antara lain :
Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain.

Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

Topografi

Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan.

Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

Dampak Erosi Tanah :
  • menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan).
  • menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
  • Pelumpuran dan pendangkalan waduk
  • Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan.
  • Memburuknya kualitas air,
  • Kerugian ekosistem perairan.
  • perubahan struktur tanah,
  • serta perubahan profil tanah.

Uraian
Anda tentu sudah tahu pengertian erosi? Apa saja jenis-jenis erosi oleh air, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi erosi, dan bagaimana agar tanah menjadi awet? uraian berikut ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selamat belajar. Sukses untuk Anda!
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah disebabkan oleh air.

Jenis-jenis Erosi oleh Air
1.
Pelarutan

Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan sungai-sungai di bawah tanah.
2.
Erosi percikan (splash erosion)
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
3.
Erosi lembar (sheet erosion)
Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
4.
Erosi alur (rill erosion)
Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran air tersebut. Alur-alur itu mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
5.
Erosi gully (gully erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.
6.
Erosi parit (channel erosion)
Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing parit di bawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala meander dari alirannya dapat meningkatkan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu.
7.
Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian bawah tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai tanah longsor.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
Jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.

 Latar Belakang
Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan
gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama ada aliran permukaan. Erosi
semacam itu melaju seimbang dengan laju pembentukan tanah sehingga tanah
mengalami peremajaan secara berkesinambungan (Alibasyah, 1996).
Erosi tanah berubah menjadi bahaya jika prosesnya berlangsung lebih cepat
dari laju pembentukan tanah. Erosi yang mengalami percepatan secara berangsur
akan menipiskan tanah, bahkan akhirnya dapat menyingkap bahan induk tanah atau
batuan dasar ke permukaan tanah. Erosi semacam ini tidak hanya merusak lahan
daerah hulu (upland) yang terkena erosi langsung, akan tetapi juga berbahaya bagi
daerah hilir (lowland). Bahan erosi yang diendapkan di daerah hilir akan berakibat
buruk pada bangunan atau tubuh alam penyimpanan atau penyalur air sehingga
menimbulkan pendangkalan yang berakibat kapasitas tampung atau salurannya
menurun dengan cepat serta merusak lahan usaha dan pemukiman. Oleh
karenanya, usaha penanggulangan atau pengendalian erosi harus menjadi
bagian yang utama dari setiap rencana penggunaan lahan (land use planing).
Pelaksanaan dan perencanaan usaha pengawetan tanah dan air akan lebih efektif
dan lebih efisien jika dilakukan melalui sifat-sifat fisik lahan, kemudian
dilanjutkan secara agronomi, sosial ekonomi dan budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar